Rabu, 13 Juli 2011

winda

“win….” Winda dengan sigap menghapus air mata yang baru saja bergulir di pipinya, lalu menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
                “Ngapain?” Tanya Riri.
                “Mencari udara segar..” jawab Winda sambil tersenyum. Riri duduk di samping Winda dan ikut menatap ke kolam kecil di depan mereka.
                “Minggu depan aku mau jalan-jalan ke Bali. Ikut?” Tanya Riri. Winda menggeleng pelan.
                “Banyak bule ganteng lhoo ,Win….” Desak Riri. Winda menggeleng sambil tersenyum.
                “aku lebiih suka made in Indonesia Ri…”
                “pantainya mantap Win…. Kita bisa latian surfing!” . winda menggeleng lagi. Tatapannya tak lepas dari air mancur yang ada di kolam kecil itu.
                “Bisa belanja seeepuasnya! Kita bisa hunting lukisan…. Kita bisa—“
                “aku baik-baik aja Ri…” kata Winda pelan sambil menoleh kea rah Riri , tersenyum tipis, dan kembali menatap air mancur. Riri terdiam.
                “Sumpah aku baik-baik aja . jangan berlebihan seperti orang tuaku Ri…” kata Winda lagi.
                “Hei aku sama sekali tak ber—“
                “paling orang tuaku juga yang menyuruhmu.” Kata Winda lagi. Riri terdiam. Dalam hati Ia mengiyakan kata-kata Winda. Orang tua Winda memohon padanya untuk menghibur Winda. Mengembalikan Winda seperti sedia kala. Bahkan ke luar negeri pun orang tuanya dengan senang hati membiayai jika Winda menginginkannya. Walaupun orang tua Winda tau , bahkan Riri juga tau dengan jelas betapa kerasnya watak Winda.
                “Lihat aku. Aku baik-baik aja, Ri. I’m fine!” tegas Winda.
                you’re pathetic ,trust me .” jawab Riri.
                “kau lihat darimana ? coba lihat baik-baik Ri . aku baik-baik aja..” kata winda.
                “kau kira aku tetangga barumu,Win? Kita dari orok sudah sama-sama. Rumah kita Cuma beda 2 rumah. Orang tuamu ,orang tuaku juga win. Baju ku baju mu juga. Jangan meremehkan aku,Win.” Kata Riri.
                “Hei , sejujurnya aku tak mau punya seorang ayah yang berbadan babon dan suka jogging topless memamerkan perutnya yang buncit seperti ayahmu itu , Ri..” kata Winda.
                “dan sebenarnya aku juga tak mau meminjamkan dress chanel merahku padamu saat prom night waktu jaman SMA dulu. kalo aku tau , sebenarnya aku sudah merasa kau akan menjadi prom queen.. “ kata Riri. Winda tersenyum. Ya. Winda masih mengingatnya jelas. Sebulan sebelum prom Riri sibuk setengah mati mencari dress. Sedangkan Winda, santai saja. Bahkan tak sedikitpun Ia berminat mengikuti prom. Winda hanya menemani Riri keluar masuk butik,online shop,sampai pada akhirnya terpaksa menemani Riri ke Singapura hanya untuk mencari dress. Dan pulang ke Indonesia dengan 2 koper full. Padahal Winda sudah berkali-kali mengingatkan Riri kalo prom night Cuma sehari. Tapi tetap saja Riri belanja dengan membabi buta. Dan ajaibnya. 3 hari sebelum prom. Aji . HALO. Iyaa Aji . prince charming sepanjang masanya Winda. Cowok yang dari kelas 1 mencuri perhatiannya. Dan selama hampir 3 bulan melancarkan PDKT ma Winda. Mengajaknya pergi ke prom bareng. Seperti kata Riri , seharusnya Winda udah gak perlu kaget lagi. Tapi Winda masih saja gak percaya. Dan setelah kabar mengejutkan itulah yang membuat Winda kalang kabut kocar kacir bukan kepalang gara-gara dia sama sekali gak ada persiapan buat prom. Alhasil memang Tuhan memang menakdirkan Riri sebagai malaikat penolongnya. Dengan sigap Riri memilihkan dress,sepatu,tas. Sampai salon terbaik untuk mendandani sahabatnya itu. Masih teringat jelas di otak Winda. Ketika dia memasuki hall hotel berbintang yang menjadi tempat prom perpisahan SMAnya. Memakai gaun merah darah mini , sepatu perak , dan nilai plusnya adalah , di samping kanannya dan terus menggenggam tangan kanannya adalah ,Aji. Aji terlihat gagah. SANGAT GAGAH dan SEMPURNA memakai tuksedo hitam dengan dasi silver dan sepatu pantofel hitam. Rambutnya tak lagi berantakan sepertii biasa. Winda juga masih ingat ketika Aji menempelkan bibirnya di daun telinga Winda dan berbisik “kamu cantik. Eh,bukan sangat cantik.”
                “Win…”. Winda tersentak. Itu kejadian 5 tahun yang lalu , tapi Winda baru saja merasa dia masih memakai gaun merah dan berdansa dengan Aji.
                “sudah.. jangan lagi kau pikirkan iblis seperti Aji itu..” kata Riri emosi.
                “A—aku sama sek—“
                “kau daritadi mengelus cincin itu.” Singkat riri. Winda terdiam. Dia sama sekali tak merasa bahwa tangan kanannya dari tadi mengelus cincin yang ada di jari manis kirinya.
                “sudah waktunya kau buang cincin itu..”
                “waktunya kau membuka lembaran baru… kau seperti orang gila, Win!” bentak Riri.
                “Biarkan saja aku begini Ri..” kata Winda pelan.
                “Sampai kapan Ri? Sampai kapan kau masih memikirkan dia? Terus memikirkan dia sampai badanmu habis begitu,seperti orang sakit keras!”
                “aku memang sakit Ri.. disini , tepat disini terasa nyeri ..” kata Winda sambil menunjuk dadanya. Perlahan air matanya bergulir.
                “Ayolah Win. Itu sudah 2 bulan yang lalu…”
                “gak semudah itu Ri..”
                “Itu mudah kalo kamu berniat membuangnya jauh-jauh Win!”
                “siapa yang tunangannya lari Ri? Siapa yang tunangannya jalan dengan wanita lain? Siapa yang tunangannya tiba-tiba membatalkan rencana pernikahan? Siapa yang bertunangan hampir 3 tahun dan ternyata gagal menikah hanya karena wanita lain? Tunangan siapa yang dengan santainya bilang ‘maaf aku tidak mencintaimu lagi’ dan membuang cincin pertunangan di depan matanya?” isak Winda.
 Riri terdiam . kemudian mengelus rambut Winda perlahan. Winda yang sekarang memang tak secantik 5 tahun lalu. Winda yang sekarang kurus,pucat,dan rambut berantakan. Menghabiskan waktu hanya duduk di belakang rumahnya sambil menatap air mancur di kolam kecil setelah mengambil cuti dari pekerjaannya sebagai PR di sebuah hotel berbintang. Dulu dia bagai bintang yang bersinar amat terang. Jujur Riri sedikit iri padanya. Walaupun Riri seorang desainer kondang yang di kelilingi banyak orang orang terkenal  , tapi entah kenapa kemarin dia sempat benar-benar iri hati pada Winda. Karir cemerlang, tunangan ganteng seorang eksekutif muda, Winda juga sempat menerjuni dunia modeling, walopun tak sampai setahun kerena si Iblis Aji melarangnya. Ya. Aji memang manusia biadab. Setelah pacaran 2 tahun dengan Winda, mereka memutuskan untuk bertunangan. Aji juga yang mengajak Winda bertunangan. Tapi dia pulalah yang mengakhirinya. Dengan cara yang sangat mengenaskan.
“Biarkan aku begini untuk sementara waktu Ri. Jika memang aku sudah siap. Aku akan menyusulmu ke Bali...” kata Winda sambil mengusap air matanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar